Primary surveillance radar pdf


















Pesan interogasi ini disebut juga dengan interrogation mode. Pulsa-pusa yang dipancarkan tersebut terdiri dari tiga pulsa, seperti gambar 3. Mode yang ada pada SSR, yaitu: Tabel 3. Jawaban atau reply masuk melalui side lobe antenna. Ini akan mencegah Transponder menjawab Interogasi yang datang tidak dari Lobe utama.

Pada MSSR, teknik-teknik tersebut diatas ditingkatkan dengan menambah kanal penerimaan. Jawaban yang masuk dari Lobe utama harus lebih besar dari Side Lobe. Nilai K1 dan K2 dapat diatur. Teknik ini merupakan peningkatan teknik RSLS. Dengan sempitnya sudut Lobe utama, akan memungkinkan dengan satu pulsa membedakan reply-reply yg masuk.

Masalah lain yang juga harus diatasi adalah yang disebabkan oleh obstacle. Transponder menjawab interogasi yang datang karena pantulan obstacle tersebut.

Atau dengan menerapkan aturan TVBC. Jika pesawat dalam Lobe utama, pulsa P1 control dan P1 akan tiba pada saat yang sama dengan level yang lebih besar dari pulsa P2, transponder akan menjawab interogasi. Transponder akan membandingkan pulsa pertama yang diterima terhadap pulsa kedua dengan level normal P1 atau P2 tergantung delay , dan tidak akan menjawab.

Selama periode ini semua interogasi yang datang tidak dijawab. Garbling adalah jika dua pesawat berada dalam Lobe utama pada waktu yang sama dan sangat berdekatan, sehingga reply dari transponder akan tumpang tindih.

Radar Mode S memungkinkan untuk meningkatkan : 1. Pengamatan dan komunikasi data yang diberikan ke kontroler 2. Standard separasi dengan menghilangkan garbling karena penjadwalan interogasi. Radar Mode S juga dapat digunakan untuk melakukan penghubung data antara radar dan pesawat karena kemungkinannya untuk melakukan pertukaran data yang lebih panjang. Dapat mengiterogasi ke satu alamat pesawat secara selektif menggantikan prinsip pancaran dalam beam antena dan terjadi pertukaran informasi yang lebih banyak.

Setiap pesawat di identifikasi oleh satu kode. Alamat Reply Mode S mampu sampai 16 juta kode. Radar Mode S mampu memberikan fungsi : 1. Komunikasi data dengan pesawat yang dilengkapi dengan transponder Mode S. Radar Mode S dapat mengiterogasi pesawat dengan cara : 1. Mode All Call 2. Jawaban yang dibuat oleh satu transponder Mode S kepada satu Radar Mode S berisi 24 bit alamat pesawat. Karena alamatnya unik yang diberikan kepada satu pesawat, sehingga identifikasinya tidak meragukan.

Radar Mode S kemudian dapat menginterogasi transponder Mode S secara selektif dengan memancarkan interogasi Mode S Roll Call yang dialamatkan pada transponder pesawat tersebut. Transponder hanya menjawab interogasi Roll Call itu yang berisi alamatnya.

Interogasi All Call secara teratur tetap dipancarkan supaya memperoleh pesawat baru yang masuk cakupan radar dan menginterogasi pesawat yang hanya dilengkapi transponder SSR. Setelah pesawat didapat, radar processor mengamati secara tepat pesawat dan menghitung untuk memastikan menginterogasi ke transponder dan menerima jawaban Roll Call. Alamat pesawat yang digunakan untuk memperoleh pesawat yang dilengkapi Mode S. Parameter-parameter, status, ketinggian, identitas dan kecepatan pesawat.

Pesan data link. Ada tiga mode yang digunakan pada Radar Mode S yaitu antara lain : 1. Pulsa P2 dipancarkan seperti normalnya. Transponder Mode S tidak menjawab interogasi ini. Transponder Mode S menjawab dengan kode spesial, yang berisi identitas dan alamat pesawat.

Interogasi terdiri dari pulsa P1, P2 dan P6. Ini secara efektif menekan Transponder SSR untuk tidak menjawab. Pulsa P5 berfungsi sebagai kontrol SLS. Radar Data Interfaces b. Radar Bypass Mode c. Radar Message Processing e. Coordinate Conversion f.

Multi Radar Tracking g. Track and Flight Plan Association h. Radar Data Presentation i. Short-Term Conflict Alert j. Minimum Safe Altitude Warning k. Rectricted Airspace Instrusion l. Fasilitas FDPS memiliki beberapa konfigurasi, yaitu: a. External Communication Flight Data b. Flight Data Interfaces c. Flight Message Processing d.

Trajectory Estimation f. Diplomatic Clearance Processing g. Flight Strip Manager h. Flight Plan Database Manager i. Training Flight Plan Processing k. SSR Code Manager l. Flight Confromance Monitoring 3. Power Distribution Circuit Rangkaian ini mendistribusikan tegangan 3fasa, netral, dan ground sebagai tegangan satu fasa melalui Unit PRC.

Salah satu tegangan satu fasa ini digunakan sebagai sumber tegangan ke channel 1 yang ada di dalam Frame kiri. Tegangan satu fasa yang kedua digunakan sebagai sumber tegangan ke peralatan yang diletakan dalam Frame dari rak tersebut jika diperlukan dalam sistem Radar. Tegangan yang sama juga digunakan sebagai sumber tegangan pada panel depan auxiliary strips. Panel Auxilary strips hanya digunakan untuk sumber tegangan ke instrumen tes luar.

Tegangan satu fasa yang ketiga digunakan sebagai tegangan sumber ke alat cahnnel 2 yang diletakan di kanan Frame. Unit ini memiliki panel depan yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Tiga saklar daya yang disebut A, B dan C.

Satu Timing Counter yang digunakan sebagai indikasi dari lama waktu sistem menyala. Satu Control Key yang digunakan untuk kontrol perputaran antena. RRF memiliki 4 port interkoneksi. Setiap port mengandung 3 koneksi dengan tujuan untuk meyambungkan ketiga sinyal RF Sum, Omni, dan Difference.

Mengandung beberapa bagian, yaitu: 1. External Trigger Signal 7. Setiap channel terdiri dari: 1. Dari gambar dapat dilihat bahwa peralatan ini memiliki sistem 2 channel yang mengandung: a.

Transmitter Mode S Transmitter b. Receiver c. Remote control mengijinkan performance yang sama dengan local control. Mode interogasi, interlacing, daya output, dan segala jenis karakteristik transmisi seperti PRF, interogation period, azimuth sectors, dan lain-lain diatur pada Management and Control System SLG di local dan SRG di lokasi remote diterimanya melalui sistem komunikasi.

Dari titik ini, sinyal akan dipancarkan melalui antena yang kemudian dapat mengirim interrogation ke pesawat. The antenna radiation patern is a narrow beam when seen from above and, whith some approximation, can be considered as a trapezium if seen from the side. PSR is the only surveillance sensor used in civil aviation that does not require any on-board equipment to locate aircraft. If you wish to contribute or participate in the discussions about articles you are invited to join SKYbrary as a registered user.

Skip to main content. Article Information. Loss of Separation. Content source:. SM ICG. Content control:. Definition A surveillance radar system which uses reflected radio signals. PSR principle of operation.



0コメント

  • 1000 / 1000